Home » » Ilmu Islam

Ilmu Islam

Written By Rasyid Rido on Senin, 02 Januari 2012 | Senin, Januari 02, 2012

Di dalam kitab suci Al Quran, banyak kita temui ayat-ayat yang memiliki maksud:
“Mengapa kamu tidak menggunakan akal.”
“Mengapa kamu tidak berfikir.”
“Mengapa mereka tidak mengambil perhatian (pengajaran).”
Firman Allah SWT:

Artinya: “Hendaklah kamu berjalan di atas muka bumi kemudian maka kamu lihatlah betapa kesudahan mereka yang berdusta.” (Al An’am: 11)
Dalam mencari ilmu dan pengalaman, umat Islam ada dua dorongan yaitu dorongan fitrah dan dorongan imannya. Keinsafan dan kesadaran juga merupakan dorongan. Pada orang lain hanya ada satu dorongan. Kalau ibarat kendaraan, orang yang bukan Islam hanya ada satu mesin, sedangkan orang Islam memiliki dua mesin. Tentunya kendaraan dua mesin lebih kencang daripada kendaraan yang mesinnya satu.
Karena itulah umat Islam di zaman imannya kuat dan ketaqwaannya tebal yaitu di zaman Rasulullah SAW, zaman Sahabat, zaman Tabiin dan zaman Tabi‘it Tabiin, mereka sangat cepat menguasai ilmu dan pengalaman dibandingkan bangsa-bangsa lain sebelum kedatangan Islam seperti Rom, Parsi dan juga bangsa China. Umat Islam dapat menguasai ilmu dalam masa yang singkat karena ada dua dorongan seperti yang telah disebutkan tadi. Akhirnya umat Islam menguasai politik dunia dan ilmu pengetahuan. Mereka menjadi guru kepada bangsa-bangsa di dunia. Mereka dikagumi dan dihormati bahkan disayangi karena mereka membawa bersama akhlak mulia yang dipimpin oleh wahyu.
Mula-mula umat Islam menumpukan sepenuh masa mengkaji ilmu wahyu (Al Quran dan Sunnah). Ilmu wahyu inilah sebagai asas ilmu umat Islam karena ilmu wahyu merupakan ilmu dunia Akhirat kepada umat Islam. Mereka menghafal, menghayati, mengamalkan serta memperjuangkan. Mereka berlomba-lomba mengembangkan dan menyampaikan kepada kaum-kaum dan bangsa-bangsa di dunia di waktu itu.
Setelah benar-benar matang dan mantap ilmu wahyu itu serta telah tersebar luas, maka umat Islam pun meneroka ilmu-ilmu di luar Islam. Bermula di zaman kerajaan Abbasiah, mereka menterjemahkan kitab-kitab orang Rom, bangsa Yunani, Parsi dan lain-lain lagi. Mereka mengkaji, menilai, menyaring dan memperluaskan ilmu yang tidak bercanggah dengan ajaran Islam. Mereka jadikan ilmu itu hak milik mereka sehingga ia jadi satu cabang dari ilmu Islam seperti ilmu mantik. Maka lahirlah ahli-ahli falsafah Islam, ahli-ahli perubatan, ahli kimia, ahli geografi, ahli falak, ahli sejarah, ahli sains dan lain-lain lagi.
Akhirnya ilmu umat Islam menggabungkan ilmu wahyu dengan ilmu akal. Ilmu nakli bergabung dengan ilmu akli. Maka bertambah luas lagi ilmu umat Islam. Ilmu wahyu atau nakli membangunkan jiwa mereka. Ilmu akli membangunkan akal dan material mereka. Lahirlah tamadun lahir dan tamadun batin atau tamadun dunia dan tamadun Akhirat. Juga disebut tamadun material dan tamadun spiritual atau rohani. Tamadun kebendaan dan tamadun akhlak atau tamadun ekonomi dan tamadun budi pekerti. Bergabunglah kebaikan dunia dengan kebaikan Akhirat. Sesuai dengan doa yang diajarkan oleh Allah yang Maha Agung melalui firman Allah dalam Al Quran:

Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat, dan peliharalah kami dari azab Neraka.” (Al Baqarah: 201)
Waktu itu keperluan-keperluan kehidupan mereka mewah, ibadah mereka mewah dan budi pekerti mereka juga mewah. Mereka sangat mewah dengan sifat-sifat pemurah, timbang rasa, bertolak ansur, malu, sopan santun, merendah diri, bekerjasama, tolong menolong, mengutamakan orang lain, ziarah-menziarahi, nasihat-menasihati, memberi dan menerima serta hormat-menghormati.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. IDO 17 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger